Marga Kencana - Gropyokan tikus merupakan salah satu metode tradisional yang masih digunakan di berbagai desa di Indonesia untuk mengendalikan populasi hama tikus, terutama di lahan pertanian seperti sawah. Kegiatan ini dilakukan secara massal oleh warga desa dengan semangat gotong royong untuk menjaga hasil pertanian dari serangan tikus yang dapat merusak tanaman padi dan menyebabkan kerugian besar bagi petani.
Apa Itu Gropyokan Tikus?
Gropyokan tikus adalah kegiatan perburuan tikus secara bersama-sama yang melibatkan masyarakat desa. Umumnya, gropyokan dilakukan dengan menyusuri area persawahan, semak, atau tempat-tempat persembunyian tikus. Alat yang digunakan bisa bermacam-macam, mulai dari cangkul, kayu, jaring, hingga anjing pelacak. Tikus-tikus yang ditemukan akan dibunuh atau ditangkap untuk kemudian dimusnahkan.
Tujuan dan Manfaat Gropyokan Tikus
Mengurangi Populasi Tikus Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan hama utama pada tanaman padi. Jika dibiarkan, tikus dapat merusak puluhan hektar lahan pertanian dalam waktu singkat. Gropyokan membantu menekan populasi tikus secara signifikan.
Menjaga Ketahanan Pangan Dengan menekan hama tikus, hasil panen petani menjadi lebih aman dan melimpah. Hal ini sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan desa dan nasional.
Meningkatkan Kerja Sama Sosial Gropyokan memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas antar warga. Semangat gotong royong ini menjadi nilai budaya yang terus dilestarikan.
Mencegah Penggunaan Pestisida Berlebihan Dengan metode manual seperti gropyokan, penggunaan racun tikus bisa dikurangi. Ini bermanfaat untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia.
Waktu dan Pelaksanaan Gropyokan
Gropyokan biasanya dilakukan menjelang musim tanam atau saat populasi tikus mulai meningkat. Pemerintah Tiyuh atau kelompok tani sering menjadi koordinator kegiatan ini. Warga akan berkumpul pagi hari dan menyebar ke lahan-lahan pertanian sambil membawa alat-alat pembasmi. Kegiatan ini bisa berlangsung selama beberapa hari tergantung dari tingkat keparahan serangan tikus.
Tantangan dan Solusi
Walaupun efektif, gropyokan juga memiliki tantangan, antara lain:
Tikus cepat beradaptasi sehingga metode gropyokan harus dikombinasikan dengan cara lain seperti pemasangan jebakan atau pengelolaan habitat.
Kurangnya partisipasi warga karena waktu pelaksanaan yang bentrok dengan aktivitas lain.
Solusi untuk mengatasi tantangan ini antara lain:
Menjadwalkan gropyokan secara rutin dan terkoordinasi.
Memberikan insentif atau penghargaan bagi warga yang aktif berpartisipasi.
Edukasi berkelanjutan tentang pentingnya pengendalian hama secara terpadu.
Gropyokan tikus bukan hanya soal memberantas hama, tapi juga tentang melestarikan nilai gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat desa. Dalam era modern ini, menggabungkan cara tradisional seperti gropyokan dengan teknologi dan metode pertanian modern dapat menciptakan sistem pengendalian hama yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Anda juga dapat menyaksikan kegiatan kerja bakti Gropyokan (pembasmian hama tikus) yang dilakukan oleh Kepalo Tiyuh Marga Kencana bersama seluruh petani di Tiyuh Marga Kencana beserta dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Tiyuh Marga Kencana.